Jumat, 02 November 2012

Bikin Koran Sekolah, Enggak Susah Kok...

Sudah pernah membayangkan bagaimana membuat koran? Susah enggak ya? Nah, MuDAers di Surabaya enggak hanya membayangkan lho, mereka langsung praktik bikin koran sekolah. Dari mulai tulisan, foto, sampai desain, semua dikerjakan oleh mereka. Keren, kan. Ketahuan deh, bikin koran sekolah itu enggak ada susahnya kok. Tinggal kalian, mau aja!Kompas MuDA bekerja sama dengan BRI dan Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, menggelar acara Festival MuDA pada 19-21 Oktober 2012. Bertempat di Kampus Universitas Katolik Widya Mandala, Kalijudan, Surabaya, MuDAers Surabaya mengikuti kompetisi koran sekolah, kompetisi dance dan band. Hadiahnya Piala Wali Kota Surabaya, lho...

Peserta kompetisi koran sekolah mencapai 23 tim sekolah. Karya-karyanya dipajang di pintu masuk kamp us. Sebelum memamerkan karyanya, pada 28 September lalu, mereka sudah mendapat pelatihan jurnalistik, fotografi, dan desain grafis yang diberikan awak Redaksi Kompas.

Selain mendapat pelatihan teori, seluruh peserta juga diajak bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kesempatan itu tidak disia-siakan para peserta yang segera saja mewawancarai Wali Kota. Bukan hanya wawancara, mereka juga berfoto bersama dengan wali kota. Ada juga koran yang memajang foto mereka bersama Risma.

Nah, dengan berbekal bahan-bahan wawancara dan pelatihan teori, seluruh tim ditantang untuk membuat sebuah koran yang siap dibaca oleh masyarakat. Panitia mensyaratkan koran diisi satu tema yang berkaitan dengan Kota Surabaya. Berbagai permasalahan kota, seperti taman kota, kekerasan, dan pendidikan dikupas tuntas dalam satu halaman oleh setiap tim. Artikel utama disandingkan dengan sosok dan foto Wali Kota Surabaya yang terpampang dengan apik.

Tulisan MuDAers dari Surabaya cukup bagus, meski kadang-kadang masih kesalahan tanda baca yang kurang tepat. Ayo, lain kali lebih teliti ya!

Tampilan masing-masing koran keren-keren lho. Desain, layout, maupun gaya bahasanya top banget. Bukan hanya tulisan dan layout yang dipercantik, tim juga diharuskan membuat iklan sponsor yang menarik. Mereka membuat desain iklan berupa tulisan dan gambar.

Membagi waktu

Pada awalnya, bagi MuDAers, membuat koran dengan empat halaman bukan sesuatu yang mudah. Yohanes Agustinus, yang menjadi Ketua Tim SMA Karitas 3, Surabaya, mengaku sulit untuk membagi waktu antara sekolah dan berdiskusi membuat koran.

Tim itu membuat koran dengan nama Gita Karitas III yang mengangkat tema sekolah berkualitas. Dalam artikel utamanya, mereka mengkritisi tentang sistem pendidikan di Indonesia.

”Awalnya, setelah kami wawancara dengan Wali Kota Surabaya, kami mulai bekerja untuk membuat koran. Saat penyusunan artikel ini, bertepatan dengan ujian tengah semester, jadi kami belajar sambil menyisihkan waktu untuk membuat koran,” kata Yohanes.

Setelah melakukan penilaian yang lumayan ketat, para juri pun memilih para pemenang. Pemenang I diraih oleh SMAK St Agnes, diikuti oleh SMAK St Louis 1 (Pemenang II), dan SMA St Carolus (Pemenang III). Panitia juga memberikan hadiah kepada tim dengan Tulisan Terbaik kepada SMAK St Agens, Layout Terbaik SMAK St Louis 1, Iklan Terbaik SMAK St Hendrikus, dan Juara Favorit MAN Sidoarjo.

Mengapa SMAK St Agnes bisa menjadi tim dengan tulisan terbaik? Koran Arkansas yang dibuat oleh SMAK St Agnes mengambil tema tentang trafficking. Keunggulan koran itu, memuat sebuah feature tentang ruang terbuka yang dibutuhkan oleh masyarakat di kota. Berbeda dengan koran sekolah lainnya, yang sebagian besar mengisi halaman keduanya dengan berita yang diambil dari harian Kompas.

Kompetisi Dance dan Band

Fetival MuDA juga meriah dengan acara kompetisi dance dan band. Kompetisi dance modern seru banget sehingga menyedot perhatian para pengunjung, apalagi ada battle dance di akhir acara.

Sebagian peserta memakai lagu-lagu Korea yang memang asyik dipakai untuk mengiringi gerakan lincah si penari. Lagu ”Gangnam Style” milik penyanyi Korea, Psy, juga mewarnai lomba dance. Tentu saja, para penari mengenakan kostum dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, dan kuning. Semuanya keren abis.. bikin para juri bingung memilih pemenangnya.

Vania Maya Carissa, siswi kelas XI SMAK Frateran mengungkapkan, untuk menyiapkan tari modern yang ditampilkan bersama teman-temannya itu hanya butuh waktu satu minggu. Namun, Vania memang berlatih menari modern setiap minggu bersama teman-temannya sehingga saat akan mengikuti lomba hanya tinggal menyamakan gerakan.

”Latihan sendiri, cari gerakan sendiri, enggak ada pelatihnya. Gerakannya kami bikin sendiri, disesuaikan dengan lagunya,” kata Vania.

Nah, gimana MuDAers, seru kan? Semuanya bisa berkreasi sesuai dengan minatnya masing-masing. Bisa tampil narsis, dapat hadiah pula. Selamat buat para pemenang ya… .(SIE)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...