Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) ikut berkomentar menyusul masih maraknya tawuran antarpelajar belakangan ini. Ia menilai, tawuran terjadi karena siswa tidak disiplin dan tergerusnya rasa hormat kepada guru.
"Siswa-siswa jadi tawuran karena kurang menghormati guru. Guru keras sedikit dianggap pelanggaran terus dilaporkan," kata JK seusai bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Gedung Kemendikbud Jakarta, Rabu (26/9/2012).
JK menyampaikan, di era sebelumnya para pelajar sangat menghormati guru karena mendapat pendidikan disiplin yang cukup ketat. Namun, menurutnya, saat ini seperti ada nilai yang bergeser dalam pendidikan nasional karena lebih mendorong anak pada kemampuan kognitif.
Di luar itu, JK juga menyayangkan rancunya hukum yang digunakan untuk menghukum siswa yang kedapatan terlibat dalam tawuran. Padahal, sejatinya, segala tindakan kriminal, khususnya yang terbukti dilakukan secara terencana, dapat dijerat dengan hukum yang berlaku.
"Sekarang ada anggapan kalau kita rame-rame dianggap tidak akan dihukum, makanya hukum harus ditegakkan jelas supaya angka tawuran bisa ditekan habis," ungkapnya.
Dalam tiga hari ini, dua siswa sekolah di Jakarta kehilangan nyawa karena menjadi korban dalam tawuran antarpelajar. Setelah tawuran Senin lalu antara SMAN 70 dan SMAN 6 hingga menelan nyawa seorang siswa SMAN 6, pada Rabu (26/9/2012) siang tawuran antarpelajar kembali terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Seorang siswa dari SMK Yake diketahui tewas dalam tawuran itu.Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar