Namun demikian kehadiran sekolah-sekolah tersebut sudah harus disambut positif dengan memunculkan harapan baru akan lahirnya generasi yang lebih baik lagi, yakni generasi yang mempunyai kedalaman iman dan takwa (imtak), namun juga luas ilmu pengetahuan dan teknologinya (iptek).
Demikian paparan yang disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, Ph.D, dalam ceramah umum dengan tema “Revitalisasi Lembaga Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Global” di Gedung Al Irsyad Jawa Barat, Minggu (10/7).
Menurut Anies, saat ini belum semua pendidikan Islam siap menghadapi tantangan global tersebut, termasuk sekolah bertaraf internasional sekalipun. Yang dimaksud tantangan global adalah sekolah tidak hanya sekedar melahirkan anak didik yang cerdas secara intelektual, namun juga harus mempunyai kreativitas tinggi.
“Contohnya banyak anak yang cerdas secara intelektual, namun ketika lulus sekolah atau kuliah dia bingung apa yang akan dikerjakan. Akhirnya tidak jarang yang menganggur atau mengerjakan ala kadarnya,” jelasnya.
Anies sendiri berpendapat bahwa kreativitas sangat diperlukan di era global sekarang ini. Dirinya memberi contoh tentang aktivitas anak sekolah-sekolah di China, mereka sejak dini sudah diajarkan membuat kerajinan tangan, khususnya mainan. Selain membutuhkan kecerdasan, pekerjaan tersebut juga membutuhkan daya kreativitas.
“Kreativitas inilah menurut saya yang mulai hilang dari karakter pendidikan di Indonesia,” imbuhnya. Untuk itu dirinya berharap agar daya kreativitas bisa ditumbuhkembangkan lagi dalam membentuk karakter peserta didik agar mereka menjadi anak mandiri dengan mempunyai daya juang serta daya saing yang sehat sesuai dengan tuntutan zamannya.
Dalam mengadapi tantangan global tersebut, lembaga pendidikan Islam, tambah Anies, anak didik tidak hanya dibekali ilmu agama saja (hafalan Qur’an, akhlak, fikih), namun alangkah sinerginya jika dibakali kreativitas dan keterampilan sebagai bekal hidupnya.
Ia menyatakan, meski pendidikan Islam mempunyai permasalahan yang demikian kompleks, terutama SDM dan sumber pendanaan, bukanlah penghalang untuk melahirkan generasi yang unggul dalam bidang iptek. Baginya pendidikan bukan hanya sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga harus dipandang sebagai alat untuk rekayasa struktural masyarakat.
“Salah satu fungsi pendidikan adalah eskalator untuk mengusahakan anak didik dari segala strata sosial untuk menjadi individu yang mandiri secara sosial dan ekonomi,” pungkasnya.*
sumber:hidayatullah
Demikian paparan yang disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, Ph.D, dalam ceramah umum dengan tema “Revitalisasi Lembaga Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Global” di Gedung Al Irsyad Jawa Barat, Minggu (10/7).
Menurut Anies, saat ini belum semua pendidikan Islam siap menghadapi tantangan global tersebut, termasuk sekolah bertaraf internasional sekalipun. Yang dimaksud tantangan global adalah sekolah tidak hanya sekedar melahirkan anak didik yang cerdas secara intelektual, namun juga harus mempunyai kreativitas tinggi.
“Contohnya banyak anak yang cerdas secara intelektual, namun ketika lulus sekolah atau kuliah dia bingung apa yang akan dikerjakan. Akhirnya tidak jarang yang menganggur atau mengerjakan ala kadarnya,” jelasnya.
Anies sendiri berpendapat bahwa kreativitas sangat diperlukan di era global sekarang ini. Dirinya memberi contoh tentang aktivitas anak sekolah-sekolah di China, mereka sejak dini sudah diajarkan membuat kerajinan tangan, khususnya mainan. Selain membutuhkan kecerdasan, pekerjaan tersebut juga membutuhkan daya kreativitas.
“Kreativitas inilah menurut saya yang mulai hilang dari karakter pendidikan di Indonesia,” imbuhnya. Untuk itu dirinya berharap agar daya kreativitas bisa ditumbuhkembangkan lagi dalam membentuk karakter peserta didik agar mereka menjadi anak mandiri dengan mempunyai daya juang serta daya saing yang sehat sesuai dengan tuntutan zamannya.
Dalam mengadapi tantangan global tersebut, lembaga pendidikan Islam, tambah Anies, anak didik tidak hanya dibekali ilmu agama saja (hafalan Qur’an, akhlak, fikih), namun alangkah sinerginya jika dibakali kreativitas dan keterampilan sebagai bekal hidupnya.
Ia menyatakan, meski pendidikan Islam mempunyai permasalahan yang demikian kompleks, terutama SDM dan sumber pendanaan, bukanlah penghalang untuk melahirkan generasi yang unggul dalam bidang iptek. Baginya pendidikan bukan hanya sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga harus dipandang sebagai alat untuk rekayasa struktural masyarakat.
“Salah satu fungsi pendidikan adalah eskalator untuk mengusahakan anak didik dari segala strata sosial untuk menjadi individu yang mandiri secara sosial dan ekonomi,” pungkasnya.*
sumber:hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar