Jumat, 22 Juli 2011

KISAH NABI SYAMUEL DAN AWAL MULA KISAH NABI DAWUD 'alaihissalam


Di dalam al-Qur’anul Karim Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلإِ مِن بَنِى إِسْرَاءِيلَ مِن بَعْدِ مُوسَى إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللهِ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِن كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلاَّ تُقَاتِلُوا قَالُوا وَمَالَنَآ أَلاَّ نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِن دِيَارِنَا وَأَبْنَآئِنَا فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ وَاللهُ عَلِيمُُ بِالظَّالِمِينَ {246} وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ
وَاللهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ {247} وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَى وَءَالُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلاَئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآَيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ {248} فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلاَّ مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ قَالُوا لاَ طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا اللهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللهِ وَاللهُ مَعَ الصَّابِرِينَ {249} وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ {250} فَهَزَمُوهُم بِإِذْنِ اللهِ وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَءَاتَاهُ اللهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَآءُ وَلَوْلاَ دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ اْلأَرْضُ وَلَكِنَّ اللهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ {251}

”Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemukan Bani Israil sesudah Nabi Musa ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka:"Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah." Nabi mereka menjawab:"Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab:"Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami." Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. Nabi mereka mengatakan kepada mereka:"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab:"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak." Nabi (mereka) berkata:"Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketengan dari Rabbmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyebrangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata:" Kami tidak memiliki kekuatan pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata:"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo'a:"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebagaian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 246-251)

Mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa Nabi dari kaum yang disebutkan dalam kisah ini adalah Syamuel. Ada yang mengatakan:”Namanya Syam’un.” Dan ada yang berpendapat dua nama itu satu orang.” Dan ada lagi yang berpendapat bahwa ia adalah Yusya’, namun pendapat ini adalah jauh dari kebenaran, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Abu Ja’far bin Jarir ath-Thabari rahimahullah dalam Tarikh ath-Thabari (1/465) bahwasanya jarak antara kematian Yusya’ dan diutusnya Syamuel 460 tahun. Wallahu A’lam.

Maksudnya, setelah kaum ini dibinasakan oleh peperangan yang mereka lakukan dan ditindas oleh musuh-musuh mereka, mereka meminta kepada Nabi pada saat itu. Mereka meminta agar diangkat untuk mereka seorang raja, menjadi pemimpin yang ditaati mereka, dan agar berperang di bawah komandonya. Maka, sang Nabi itu berkata kepada mereka:


… هَلْ عَسَيْتُمْ إِن كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلاَّ تُقَاتِلُوا قَالُوا وَمَالَنَآ أَلاَّ نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ …{246}

"Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab:"Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah….” (QS. Al-Baqarah: 246)

Artinya, hal apakah yang menghalngi kami berperang?,
… وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِن دِيَارِنَا وَأَبْنَآئِنَا … {246}

”…Padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami."(QS. Al-Baqarah: 246)

Mereka berkata:”Kami kaum yang diperangi dan teraniaya, maka sudah sepantasnya kami berperang memperjuangkan anak-anak kami yang dirampas dan istri-istri kami yang ditawan di tangan mereka.”

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


… فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ وَاللهُ عَلِيمُُ بِالظَّالِمِينَ {246}

”Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Baqarah: 246)

Sebagaimana disebutkan pada akhir kisah, bahwasanya mereka tidak mau ikut menyeberangi sungai bersama raja mereka melainkan hanya sedikit saja dari mereka, sementara yang lainnya kembali pulang dan enggan ikut berperang.


وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا… {247}

”Nabi mereka mengatakan kepada mereka:"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut sebagai raja (bagi kalian) ...” (QS. Al-Baqarah: 247)

’Ikrimah dan as-Suddi rahimahullah menyebutkan:”Dia (raja) dulunya adalah seoang pemberi minum.” Wahb bin Munabbih rahimahullah mengatakan:”Dia dulunya adalah seorang penyamak kulit.”Dan ada juga pendapat-pendapat yang lain. Wallahu A’lam.

Oleh karena itu,


…قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِ … {247}

”…Mereka menjawab:"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak....” (QS. Al-Baqarah: 247)

Mereka mnyebutkan bahwa kenabian itu ada pada keturunan Laway, dan kerajaan ada pada keturunan Yahudza. Maka ketika raja tersebut adalah dari keturunan Bunyamin mereka (Bani Israil) pun berpaling dari raja itu dan mencela kepemimpinannya. Mereka berkata:”Kami lebih berhak untuk menjadi raja dibadningkan dia.” Dan mereka pun menyebutkan bahwa dia tidak memiliki kelapangan dalam harta, maka bagaimana orang yang seperti itu menjadi seorang raja?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


… قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ … {247}

”…Nabi (mereka) berkata:’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa....’” (QS. Al-Baqarah: 247)

Ada yang berpendapat:”Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewahyukan kepada Syamuel bahwa siapa saja Bani Israil yang tingginya sepanjang tongkat ini (yang ada pada Syamuel), dan jika ia hadir di sismu maka tanduk yang di dalamnya ada minyak Baitul Maqdis akan memancar (mengalir), maka ia lah raja mereka. Maka setiap Bani srail masuk ke rumah Syamuel dan mengukur tinggi mereka dengan tongkat itu. Maka tidak ada salah seorang pun dari mereka yang tingginya sepanjang tongkat melainkan Thalut. Dan ketika Thalut hadir di hadapan Syamuel maka, mengalirlah minyak dari tanduk itu dan Syamuel pun meminyakinya denga minyak itu dan menetapkannya menjadi raja. Kemudian Nabi itu berkata:


… قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ … {247}

”…Nabi (mereka) berkata:’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu ....’” (QS. Al-Baqarah: 247)

Ada yang mengatakan (ilmu) dalam hal peperangan dan ada yang mengatakan (ilmu) secara mutlak. Dan perkataan Nabi tersebut:


… وَالْجِسْمِ … {247}

”…tubuh yang perkasa....’” (QS. Al-Baqarah: 247)

Ada yang berpedapat dalam hal tinggi tubuhnya, dan ada juga yang mengatakan ketampanannya. Dan yang nampak dari redaksi ayatnya adalah yang paling tampan dan paling berilmu di antara mereka setelah Nabi mereka 'alaihissalam.
… وَاللهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ {247}

”…Dan Allah memberikan kerajaan (pemerintahan) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 247)

Maka hanya milik-Nya lah hukum, penciptaan dan segala urusan.


… وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ {247}

”… Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 247)


وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِ أَن يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَى وَءَالُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلاَئِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ {248}

”Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketengan dari Rabbmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 248)

Yang demikian itu merupakan berkah dari kepemimpinan lelaki shalih ini (Thalut) atas diri mereka. Dia diberi kemampuan untuk mengembalikan Tabut mereka yang dulu pernah dirampas dari tangan mereka. Dan, yang dulu mereka diberikan kemenangan (oleh Allah) dengan sebab Tabut tersebut.


…فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَى وَءَالُ هَارُونَ…{248}

”…Di dalamnya terdapat ketengan dari Rabbmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun.….” (QS. Al-Baqarah: 248)


… تَحْمِلُهُ الْمَلاَئِكَةُ … {248}

”…Tabut itu dibawa oleh malaikat..….” (QS. Al-Baqarah: 248)

Maksudnya, Malaikat datang kepada kalian dengan membawa Tabut sedang kalian menyaksikanya secara langsung dengan mata kalian, supaya menjadi tanda kekuasaan Allah bagi kalian sekaligus sebagai hujjah yang nyata atas kebenaran apa yang aku katakan kepada kalian serta keabsahan kepemimpinan raja yang shalih ini atas diri kalian. Oleh karena itu, dia berkata:


… إِنَّ فِي ذَلِكَ لآَيَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ {248}

”…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 248)

Ada yang mengatakan:”Yang demikian itu disebabkan ketika bangsa ‘Amaliq mengusai Tabut tersebut. Dan di dalam Tabut tersebut ada apa-apa ysang telah disebutkan berupa ketenanganan dan peninggalan yang penuh keberkahan. Dan katanya, di dalamnya juga ada Taurat. Ketika sudah di tangan mereka, maka mereka meletakan Tabut itu di bawah berhala mereka. Pada pagi harinya mereka menemukan Tabut tersebut sudah berada di atas kepala berhala mereka. Kemudian, mereka meletakannya di bawah berhala lagi, dan pada pagi hari berkutnya mereka menemukan Tabut terebut sudah berada di atas kepala berhala itu. Setelah berulang kali terjadi, mereka pun mengetahui bahwa yang demikian itu kehendak Allah Ta’ala.

Lalu mereka mengeluarkan Tabut itu dari negeri mereka dan meletakannya di salah satu perkampungan mereka. Selanjutnya, mereka diserang suatu penyakit yangmenimpa leher-leher mereka. Setelah hal itu berlangsung lama, mereka mengikat Tabut tersebut pada gerobak yang diterik oleh dua ekor sapi dan kemudian mereka melepaskan kedua sapi itu.”Ada yang mengatakan:”Maka Malaikat menggiring kedua ekor sapi itu sehingga keduanya mendatangi para pemuka Bain Israil sedang mereka menyaksikan, sebagaimana yang diberitahukan Nabi mereka kepada mereka.” Maka hanya Allah yang tahu dalam bentuk (rupa) apa Malaikat itu datang membawa Tabut tersebut. Dan yang nampak adalah bahwa Malaikat itu membawa Tabut sendiri (bukan dengan sapi sebagaimana kisah tadi), sebagaimana yang dipahami dari ayat tersebut. Wallahu A’lam. Sekalipun pendapat pertama itu disebutkan oleh banyak ahli tafsir, bahkan mayoritas mereka.


فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلاَّ مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ قَالُوا لاَ طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا اللهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللهِ وَاللهُ مَعَ الصَّابِرِينَ {249}

” Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku….” (QS. Al-Baqarah: 248)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma dan sejumlah ahli tafsir menyebutkan:”Sungai yang dimaksud adalah yang sekarang disebut sungai Yordan. Dan, ia dinamakan sungai Syari’at. Maka di antara perintah Thalut kepada bala tentaranya ketika di sungai itu, yang perintah tersebut berasal dari Nabi mereka dan perintah dari Nabi itu datang dari Allah, yaitu barang siapa yang minum dari sungai ini maka ikut serta berperang denganku, dan jangan ikut serta denganku kecuali yang tidak meminumnya melainkan sedikit. Allah berfirman:


… فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ …{249}

”… Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. ...” (QS. Al-Baqarah: 248)
Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam kitabnya, Shahih al-Bukhari dari Shahabat al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu, dia bercerita:”Dahulu kami para Shahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pernah membicarakan jumlah orang-orang yang ikut perang Badar, jika dibandingkan dengan jumlah bala tentara Thalut yang ikut menyeberangi sungai bersamanya, yang jumlahnya berkisar antara 313 sampai 319 orang yang beriman.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


… فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ قَالُوا لاَ طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ…{249}

”….Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyebrangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata:" Kami tidak memiliki kekuatan pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya….” (QS. Al-Baqarah: 249)

Mereka menganggap jumlah mereka terlalu sedikit dan terlalu lemah sehingga tidak sanggup melawan musuh-musuh mereka yang berjumlah lebih banyak itu.


… قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا اللهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللهِ وَاللهُ مَعَ الصَّابِرِينَ {249}

”….Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata:"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar….” (QS. Al-Baqarah: 249)

Yakni, orang-orang yang tetap teguh di antara mereka, yaitu para pemberani di antara mereka dan para penunggang kuda. Mereka adalah pemilik keimanan, keyakinan dan orang yang bersabar atas berbagai kelakuan kasar, pertengkaran dan celaan.
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ {250}

”Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo'a:"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 250)

Mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya Dia melimpahkan kesabaran kepada mereka. Artinya, supaya Allah menyiramkan kesabaran dari atas mereka sehingga hati mereka merasa tenteram dan tidak goncang lagi. Selain itu, mereka juga memohon supaya Allah meneguhkan pendirian mereka di medan perang dan dalam melawan musuh. Dengan demikian, mereka meminta peneguhan secara lahir dan batin. Juga memohon agar diberikan kemenangan dalam melawan musuh-musuh mereka dan musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah.

Allah Yang Mahaagung, Mahakuasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui mengabulkan permohonan mereka itu, serta mengantarkan mereka sampai kepada apa yang mereka minta. Oleh karena itu Dia berfirman:


فَهَزَمُوهُم بِإِذْنِ اللهِ … {251}

”Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah ...” (QS. Al-Baqarah: 251)

Yakni, berkat daya upaya dan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan karena kekuatan yang mereka miliki. Dengan kekuatan dan pertolongan Allah, dan bukan karena kekuatan dan jumlah mereka, meskipin jumlah musuh mereka sangat banyak, sebagaimana difirmankan-Nya berikut ini:


وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةُُ فَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {123}

”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali-‘Imraan: 123)

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih lanjut:


… وَقَتَلَ دَاوُدُ جَالُوتَ وَءَاتَاهُ اللهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَآءُ …{251}

”Dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya dari apa yang dikehendaki-Nya....”(QS. Al-Baqarah: 251)

Di dalam ayat ini ada bukti yang menunjukkan keberanian Nabi Daud 'alaihissalam, yang berhasil membunuh Jalut dengan cara yang membuat pasukannya terhina dan sekaligus membuat mereka bercerai-berai. Tidak ada peperangan yang lebih besar dibandingkan dengan peperangan yang mana raja dari musuhnya bisa terbunuh. Maka dengan sebab hal tersebut Thalut dan pasukannya mendapatkan harta rampasan perang yang melimpah, dan bisa menawan pasukan-pasukan mereka. Dan kalimat Iman pun naik di atas kalimat kekafiran, dan diberikan kekuasaan (kemenangan) untuk para wali Allah atas musuh-musuh-Nya, dan nampaklah (menonjollah) kebenaran di atas kebatilan.

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi, Syaikh Salim al-Hilali hafizhahullah, edisi Indonesia. Pustaka Imam asy-Syafi’i hal 395-398 dengan sedikit gubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
sumber:alsofwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...